Judul | Abstract | Halaman |
---|
Comparation of Commercial Cellulase from A. Niger and Mixed Crude Cellulase in the Enzymatic Production of Glucose from Rice Straw | Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh rasio enzim dalam campuran selulase kasar dari T. ressei dan A. niger dalam hidrolisis jerami padi dan membandingkan unjuk kerja campuran enzim kasar dengan enzim komersial. Enzim kasar dari T. ressei dan A. niger dibuat secara fermentasi padat menggunakan jerami padi yang tidak didelignifikasi sebagai substrat. Hidrolisis dilakukan dalam gelas piala 300 mL yang dilengkapi dengan pengaduk bermotor. Hasilnya menunjukkan bahwa pH optimum selulase kasar dari T. ressei adalah 3.0 dan temperatur optimum 60°C. pH optimum selulase kasar dari A. niger adalah 3.0 dan temperatur optimumnya 50°C. Untuk kerja enzim kasar dalam menghidrolisis jerami padi menjadi glukosa cukup baik bahkan lebih baik dibandingkan dengan enzim komesial dari A. niger tunggal. Penambahan I U aktivitas selulase kasar dari A. niger ke tiap U aktivitas selulase kasar dari T. ressei pada aktivitas enzim (0,47 U/ml dapat menaikkan konsentrasi glukosa yang dihasilkan sebesar 16% | 1-7 |
Evaluation of Energy Consumption for Urea Natural Zeolite Powder Mixing in the Modified Orbiting Screw Mixer | Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari konsumsi energi pencampuran yang dilaksanakan dalam modified orbining screw mixer (MOSM). Pencampuran dilakukan dengan menggunakan bahan urea dan zeolit alam (bubuk) dengan memvariasikan tiga kelompok ukuran partikel urea-zeolit alam (UZ) yaitu: 50-60#, 60-80# dan 80#. Proser pencampuran ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh kecepatan pengaduk tipe screw yang dikombinasikan dengan injeksi udara, serta ukuran partikel UZ terhadap konsumsi energi spesifik. Laju alir udara yang digunakan berturut-turut 0.000083 m3.s-1. 0.000167m3.s-1dan 0.000250 m3.s-1 yang dialirkan dari dasar tanki. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya homogenitas campuran dalam waktu sesingkat mungkin sehingga daya dan energy yang digunakan sangat efisien. Konsumsi energi spesifik pencampuran yang dibutuhkan adalah konsumsi daya total dibagi dengan massa total campuran untuk mencapai campuran homogen dari setiap kelompok ukuran partike UZI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semaki tinggi kecepatan orbit dan rotasi screw, konsumsi energi semakin tinggi, dimana konsumsi daya pencampuran didominasi oleh gerakan putaran screw. Ukuran partikel yang lebih kecil membutuhkan daya pencampuran yang lebih tinggi akibat sifat kohesifitas dari bahan UZ. Pencampuran UZ dalam MOSM dengan injeksi udara memunjukkan Et paling rendah diperoleh untuk kelompok ukuran partikel 60-80# sebesar 4297 Joules.kg-1 sedangkan pencampuran tanpa injeksi udara menghasilkan E, sebesar 10296 Joules.kg-1 Selain itu, dalam penelitian ini diturunkan juga pengembangan model persamaan daya dan korelasinya dengan bilangan tak berdimensi. | 8-18 |
Performance of Ship Maneuvering Controller Bassed on Fuzzy Logic Sugene- Takagi in International Waters | Pengendali pada manuver kapal diharapkan dapat berfungsi sebagai suatu autopilot yang mampu bermanuver di berbagai kondisi perairan. Makalah ini mengusulkan sebuah kendali kogika fuzzy (KLF) jenis Sugeno Takagi pada manuver kapal. Aturan pada KLF dibangun beardasarkan keluaran dari suatu pengendali lain sebagai pengendali referensi yang mempunyai performansi robust. Pengendali refrensi ini adalah LOG/LTR - Liniear Quadratic Regulator /Linear Transfer Recovery. Perancangan pengendali dilakukan secara simulasi dengan software Matlab. Pada uji simulasi kedua pengendali menghasilkan performansi seperti yang diharapkan. Uji simulasi dilakukan terhadap 21 jenis kapal dengan panjang kapal bervariasi 40-350 meter. | 19-29 |
The Effects of Oxygen Content, Deposition Rate and Annealing Towards the Resistivity of Thin Film Indium Tin Oxide | Indium tin oxide (ITO) adalah salah satu material yang memiliki sifat-sifat fisis yang sangat menarik untuk diteliti. Sifat ITO sangat tergantung pada teknik deposisi, parameter deposisi dan perlakuan panas. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan lapisan tipis ITO di buat secara sputtering dari material 90% In3O2 dan 10% SnO2, dalam ruang vakum dengan tekanan 10É^5 mBarr pada substrak kaca. Pada saat deposisi akan dilakukan pemberian oksigen pada saat deposisi dengan laju deposis tertentu dan perlakuan annealing pada setiap sampel. Berdasarkan hasil analisis maka sifat listrik terendah diperoleh 3,06 x10^-4 Ú cm puda kadar oksigen 3.70 %, dengan laju deposisi 4.21 nm/s dan temperatur annealing 250°C. | 30-34 |
Briqueeting of Palm Oil Solid Waste as a Alternative Fuel in Small Industries / Haousehold | Pemanfaatan limbah padat kelapa sawit (limbah perkebunan) seperti cangkang, sabut, tandan kosong atau pelepah dan limbah pertanian seperti sekam padi, jerami atau tongkol jagung sebagai bahan bakar di industri kecil/rumah tangga belum begitu populer. Hal ini disebabkan oleh kusakaran dalam transportasi. penyimpanan dan pemakaian karena memiliki volume curah yang besar (kandungan energi spesifiknya sangat rendah.) Untuk itu perlu dicari suatu solusi yang dapat memudahkan transportasi, penyimpanan dan pemakaian limbah tersebut. Salah satu metode yang sederhana dan efektif adalah pemadatan atau pembriketan. Pemadatan limbah padat/biomassa akan meningkatkan energi spesifiknya atau menurunkan volumenya. Limbah padat kelapa sawit yang digunakan dalam studi ini adalah cangkang sawit. Selain cangkang sawit, juga digunakan sekam padi dan biji jarak pagar sebagai campuran briket. Studi ini dibagi menjadi dua bagian: (i) pembriketan cangkang sawit dan sekam padi. Tekanan pembriketan adalah 10 ton/cm2 dan kanji digunakan sebagai perekat sebanyak 10% berat briket; dan (ii) pembriketan campuran cangkang sawit dan biji jarak tekanan pembriketan 6 ton/cm2, Dalam kasus ke dua ini, biji jarak sekaligus berfungsi sebagai perekat. Hasil studi menunjukkan bahwa briket cangkang sawit-sekam padi pada ukuran partikel -60/+100 mesh dan kandungan 100% sekam padi memberikan kuat tekan tertinggi (± 1,96 kg/mm2) dibanding kondisi yang lain, Lebih lanjut. pada uji pembakaran didapatkan bahwa efisiensi tertinggi diberikan oleh dapur sarangan naik- turun (yaitu 36,6%) menggunakan briket cangkang sawit-biji jarak pada rasio 75:25 dan ukuran partikel-60/ +80 mesh. | 35-41 |
Pemodelan Simulasi Knowledge Sharing Berbasis Agen pada Klaser IKM Alas Kaki Cibaduyur | Pemicu terjadinya knowledge sharing antar agen di dalam klaster IKM alas kaki cibaduyut diawali dari adanya permintaan pasar untuk produk sepatu unggulan kepada agen yang telah memiliki reputasi kualitas yang sangat baik (dalam penelitian ini disebut IKM champion), namun karena keterbatasan kapasitas produksi kemudian agen IKM champion ini melakukan kerjasama produksi dengan agen IKMbinaan. Semakin banyak permintaan atas produk unggulan, maka semakin banyak pula IKM binaan yang dilibatkan dalam kerjasama produksi tersebut. Fenomena interaksi knowledge sharing seperti itu terjadi pula pada UPT (Unit Pelaksana Teknis Instalasi Pengembangan Klaster IKM alas kaki cibaduyut) yang sering menerima order dari industri besar agar dibagikan kepada IKM dalam klaster. Untuk membantu agen IKMbinaan agar bisa mengikuti persyaratan mutu, maka agen IKM champion dan UPT ini saling memoderasi dalam memberikan pembinaan kepada IKM binaan. Berdasarkan kajian sistem nyata tersebut, kemudian dilakukan simulasi mekanisme perilaku knowledge sharing antara 697 agen IKM binaan dengan agen UPT dan agen IKM champion. Dengan menggunakan pemodelan simulasi knowledge sharing berbasis agen, menunjukkan hasil bahwa knowledge sharing yang efektif antar agen, tidak hanya berpengaruh pada penurunan jumlah produk cacat, akan tetapi juga dapat mempercepat pertumbuhan calon champion baru. | 42-56 |
Pengaruh Asam Asetat terhadap Pembentukan Lapisan FeCO3 pada Korosi Karbon Dioksida | Korosi karbon dioksida (CO2) pada baja karbon menjadi sałah satu perhatian utama di industri ot dan gas bumi sejak 1940. Karbon dioksida ada dalam bentuk pas terlarut di air tanah dan membuar pipa bajar terkorosi. Korosi ini mempengaruhi pemilihan material untuk produksi, system transportasi dan fasilitas pemrosesan. Dalam korosi CO2` ion Fe2+ dan ion CO2-3 akan beaksi membentuk besi (II) karbonat (FeCO3). Jika FeCO3 ini mencapai batas kelarutan (jenuh), maka produk korosi ini akan mengendap di permukaan baja. Rangkaian eksperimen CO2, telah dilakukan terladan baja BS970 pada temperatur 90 C, pH 5.5. tekanan parsial CO2 1 bar dan konsentrasi asam asetat 0. 10, 20, 60, 100 dan 400 ppm selama 96 jam. Dari hasil eksperimen. diperoleh data bahwa laju korosi awal akan semakin tinggi dengan semakin besarnya konsentrasi asam aserat Konsentrasi asam asetat yang tinggi juga menahan laju korosi pada level yang tinggi untuk waktu yang lama sebelum mencapai kestabilan. Ditemukan juga bahwa densitas FeCO3, yang terbentuk di permukaan baja meningkat dengan kenaikan konsentrasi asam asetat, hanya saja produk korosi yang mengendap ini tidak sampai menutupi permukaan secara keseluruhan melainkan masih meninggalkan area sempit yang memungkinkan korosi berlansung. | 57-63 |
Karakteristik Nikel Katalis dengan Teknik Pertukaran Ion Pada Zeolit Alam sebagai Penyangga Katalis | Banyak usaha yang telah dilakukan untuk memperbaiki performa katalis salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan penyangga katalis. Penyangga ini berguna untuk memperbesar luas permukaan yang aktif di suatu katalis. Zeolit merupakan salah satu alternatif bahan penyangga, karena selain juga disebabkan oleh pertimbangan ekonomis. Katalis nikel sudah dikenal secara luas baaik di bidang teknologi maupun industri. Penetitian ini bertujuan untuk merekayasa katalis nikel dengan zeolit sebagai penyangganya dengan menggunakan metode pertukaran ion (ion exchange). Proses pertukaran on menyangkut proses aktivas zeolit dan impregnasi nikel katalis dilakukan dengan teknik pertukaran ion. Persiapan aktivas zeolit dilakukan dengan larutan amonium nitrat yang diaduk di dalam air selama 24 jam, kemudian disaring dan dibersihkan dengan air murni. lalu dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C selama 2 jam sebelum dikalsinasi pada temperatur 550°C selama 4 jam dalam udara diam. Proses aktivasi dilakukan dengan variasi konsentrasi amonium nitrat, temperatur awal dan lamanya waktu tahan. Impregnasi nikel katalis dilakukan dengan teknik pertukaran ion, yaitu memasukkan zeolit yang telah aktif kedalam larutan komplek nikel amonia dengan pengaturan pH Karakterisasi zeolit dilakukan dengan BET dan XRF. BET menganalisis permukaan yang aktif dari aeolit dan XRF menganalisis persentase muatan nikel pada zeolit. Level kesuksesan muatan nikel ditunjukkan dengan persentase nikel dalam zeolit yaitu mencapai nilai 12,8 % dan nilai pembuangan kation alkali maksimum sebesar 74.8 % | 64-70 |