Judul | Abstract | Halaman |
---|
Densification of Palm Oil Kernel Shell and Jatropha Curcas Seeds (Study on Effect of Briquetting Pressure and Modified Stove Model on Stove Efficiency) | Penggunaan biomassa sebagai sumber energi akan memperbesar pasokan energi domestik. Salah satu cara yang efektif dan efisien untuk pemanfaatan biomassa dalam industry kecil dan rumah tangga adalah dalam bentuk briket. Pembriketan campuran cangkang sawit dan biji jarak pagar dengan tekanan pembriketan 2, 4 dan 6 ton/cm2 dan pembakaran briket yang dihasilkan tersebut dalam dapur termodifikasi didiskusikan dalam makalah ini. Tujuan studi ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh tekanan pembriketan dan model dapur termodifikasi terhadap efisiensi dapur: Untuk hampir semua model dapur yang diuji, peningkatan tekanan pembriketan menyebabkan meningkatnya efisiensi dapur. Dapur dengan sarangan (grate) naik-turun menghasilkan efisiensi lebih tinggi dibandingkan dapur sarangan tetap, baik untuk dapur dengan maupun tanpa tutup pengurang emisi dan dapur tanpa tutup pengurang emisi memberikan efisiensi yang jauh lebih tinggi dari dapur dengan tutup, baik untuk dapur dengan sarangan naik-turun maupun sarangan tetap. | 131-136 |
Optimized Hydrolysis of Cassava Pulp Into Bio-Ethanol Production | Singkong merupakan tanaman utama di Asia Tenggara dan terutama digunakan untuk produksi pati. Pada pengolahan pati, sejumlah besar limbah, disebut sebagai onggok, dihasilkan. Onggok terdiri dari komponen utama pati dan bahan berserat yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa yang keduanya merupakan bahan baku potensial berupa gula-gula yang dapat difermentasikan dalam menghasilkan energi alternatif bers ih bio-ethanol. Dengan membebaskan granula pati dari perangkap dinding sel dan selanjutnya menghidrolis isnya menjadi gula-gula yang terfermentasikan, antara 5.45 kg dan 8.60 kg onggok basah dibutuhkan untuk menghasilkan 1.0 kg ethanol. Untuk menghasilkan 1.0 kg ethanol, 5.57kg onggok (kelembaban 40%) dibutuhkan jika DE hidrolisis dengan Dextrozyme GA sebesar 90.18% setelah diberi perlakuan hydrothermal pada 90°℃ Dibutuhkan lebih banyak bahan baku untuk menghasilkan per kg atau per liter bio-ethanol jika onggok tersebut lebih lembab dan lebih kecil DE hidrolisisnya. | 137-146 |
The Kinetics of Glycerol Degradation Using Multi Mode Microwave | Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh daya, waktu reaksi dan jenis katalis terhadap degradasi gliserol menggunakan pemanasan microwave. Degradasi gliserol dilakukan pada daya 300-700 Watt, waktu reaksi 10-30 menit dan jenis katalis H, PO/AC dan asam fosfotungstik/AC. Sebagai hasilnya, katalis asam fosfotungstik/AC memberikan unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan katalis H PO/AC ditinjau dari luas permukaannya. Luas permukaan katalis asam fosfotungstik/AC sebesar 768.94 m/g dan H PO/AC sebesar 591.88 m/g. Degradasi gliserol dengan pemanasan microwave menggunakan katalis asam fosfotungstik/AC dan H,PO/AC menghasilkan methanol, acrolein, asetaldehid, allil alkohol, dan produk yang tidak teridentifikasi. Suhu reaksi tidak terkontrol dan berfluktuasi tetapi semakin meningkat dengan meningkatnya daya. Profil produk dipengaruhi oleh dava. Prodık semakin meningkat dengan meningkatnya daya tetapi pada daya yang lebih tinggi, produk mengalami reaksi lanjut. Kecepatan degradasi gliserol dengan katalis H PO /AC dapat dinyatakan dengan -rA = 2.075EXP(-13.76/RT) CA, dan untuk katalis asam fosfotungstik/AC dapat dinyatakan dengan -rA = 0.449EXP(-7.85/RT) C. | 147-154 |
Penentuan Peta Kurva Residu Sistem Terneraseton-Butanol-Etanol dengan Distilasi Batch Sederhana | Peta kurva residu dipergunakan untuk memperkirakan daerah komposisi produk yang dapat dihasilkan dari proses distilasi untuk campuran sistem multikomponen. Dengan mengetahui peta kurva residu maka dapat diketahui pula apakah akan terbentuk campuran zeotropik atau azeotropik. Penelitian dibagi dalam dua bagian yaitu pemisahan sistem biner dan sistem terner. Untuk pemisahan sistem biner dilakukan penelitian secara simulasi validasi eksperimen dan komparasi sistem biner. Simulasi sistem biner yang diteliti etanol-air aseton-n-butanol aseton-etanol dan etanol-n-butanol secara distilasi batch sederhana menggunakan metoda rigorous untuk sifat larutan non ideal dan model Differential Algebraic Equations DAEs. Sistem biner hidrokarbon Benzene-Toluene yang membentuk campuran ideal digunakan untuk validasi simulasi sistem biner. Untuk pemisahan sistem terner dilakukan penelitian secara simulasi validasi eksperimen dan komparasi sistem terner. Simulasi sistem terner Asetonn- Butanol-Etanol ABE secara distilasi batch sederhana menggunakan metoda rigorous dan model DAEs telah digunakan sebelumnya. Simulasi sistem terner ABE divalidasi dengan komparasi menggunakan sistem terner Metanol-Etanol-1- Propanol MEP membentuk campuran zeotropik yang sesuai dengan hubungan topologi. Hasil eksperimen sistem terner ABE menggunakan distilasi batch sederhana dikomparasi dengan hasil simulasi sistem terner ABE. Hasil simulasi untuk profil dinamik temperatur di bottom menunjukkan profil temperatur diawal proses distilasi menurun untuk semua run semua sistem biner kecuali sistem biner aseton-etanol. Setelah proses berlangsung temperatur naik dan diakhir proses dijaga agar temperatur konstan. Profil temperatur sistem biner naik untuk komponen koefisien aktifitas yang mempunyai titik didih lebih rendah dan menurun untuk komponen yang mempunyai titik didih lebih tinggi kecuali etanol-n-butanol menunjukkan profil yang tidak teratur. Untuk profil komposisi liquida di bottom komponen yang mempunyai titik didih lebih rendah menunjukkan profil temperatur menurun sedangkan komponen yang mempunyai titik didih lebih tinggi menunjukkan profil temperatur naik sampai dimensionless waktu tertentu menunjukkan profil yang konstan. Hasil simulasi sistem terner ABE untuk profil temperatur di bottom menunjukkan profil temperatur pada awal proses distilasi menurun untuk semua run karena dua sistem binernya yaitu sistem biner aseton-n-butanol dan etanol-nbutanol menunjukkan profil temperatur menurun. Setelah beberapa waktu temperatur naik dan diakhir proses profil temperatur konstan. Koefisien aktifitas komponen murni yang mempunyai titik didih rendah menunjukkan profil temperatur naik sedangkan komponen yang mempunyai titik didih tinggi menunjukkan profil temperatur turun sampai dimesionless waktu tertentu dimana profil temperatur konstan. Untuk profil komposisi liquida aseton di bottom menunjukkan komposisi menurun dengan perubahan waktu sedangkan n-butanol dan etanol naik karena aseton diuapkan dalam porsi yang lebih besar dibandingkan etanol dan n-butanol menguap dalam porsi yang kecil. Peta kurva residu bergerak dari komponen light key aseton kemudian ke komponen intermediate key etanol terus menuju ke komponen heavy key n-butanol. Dari peta kurva residu untuk variasi komposisi umpan menunjukkan bahwa campuran ABE setelah dilakukan simulasi pemisahan secara distilasi batch sederhana membentuk campuran zeotropik tanpa membentuk campuran azeotropik. Makin besar komposisi etanol pada umpan masuk membentuk kurva melengkung sedangkan makin besar komposisi nbutanol pada umpan masuk membentuk kurva sedikit melengkung. Untuk hasil validasi simulasi sistem terner ABE simulasi untuk campuran terner yang berbeda seperti MEP telah diteliti. Hasil menunjukkan bahwa simulasi sistem terner MEP keduanya mendekati sama seperti yang diberikan pada literatur untuk peta kurva residu dan topologi. Hasil eksperimen sistem terner ABE mendekati hasil simulasi. | 155-163 |
Pembersihan Kerak pada Pipa Boiler secara Kimia Dengan Menggunakan Asam Khorida dan Inhibitor Kalium Nitrat | Penelitian ini bertujuan membersihkan kerak pada pipa boiler, menggunakan asam khlorida dan inhibitor kalium nitrat. Pada penelitian dilakukan variasi terhadap konsentrasi inhibitor, waktu perendamaremperame, me grealer me casts assoveu,scale is 95%. In temperatur of 30C and immersion time 12 hours, the ant Keywords: scale, corrosion rate, inhibitor: soaking time.dan temperatur larutan. Mula-mula menyiapkan pipa boiler berkerak, dan tidak berkerak. Pipa tidak berkerai 7%0 ke dalam beaker glass 500 ml, memasukkan inhibitor konsentrasi 0,.3%: 0,4%% dan 0,5%. Selanjutnya metaldigunakan untuk mengukur laju korosi, pipa berkerak digunakan untuk memperkirakan efektifitas pembersihan kerak dengan bahan kimia. Prosedur percobaan yang dilakukan dengan memotong kedua pipa ukuran 2 x 2 cm, mengukur dimensi pipa, menimbang massa awal masing-masing pipa. Menuangkan larutan HCI konsentrasi dimasukkan kedalam beaker glass dengan waktu perendaman antara 2- 12 jam. Dilakukan juga percobaan tanpa menggumakan inhibitor: Mengatur suhu sesuai dengan variasi 30°C dan 50C. Analisa yang dilakukan, kandungan ferro dalam larutan dan penurunan massa. Dari hasil analisa dapat diketahui kecepatan korosi metal, pengurangan massa kerak dan penambahan ferro dalam larutan. Inhibitor mampu mengurangi kenaikan ferro dalam larutan sebagai akibat adanya korosi oleh HCI 7%. Makin tinggi konsentrasi inhibitor KNO kenaikan ferro dalam larutan makin berkurang dan makin lama waktu operasi, kenaikan ferro dalam larutan makin tinggi. Makin tinggi suhu operasi, kerak yang terlarut makin besar; pada suhu 50 °C dan waktu 10 jam kerak yang larut 95 %. Pada suhu operasi 30°C dan waktu 12 jam kerak yang larut 85%. | 164-169 |
The Ergonomic Cognitive Study in Searching of Mnemonic Effects in Japanese's Hiragana Learning | Jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia. Hal ini terjadi antara lain karena kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang fasih berbahasa Jepang. Untuk bisa mempelajari tata bahasa Jepang, seorang pembelajar harus bisa menulis dan membaca huruf hiragana. Terdapat berbagai metode dalam mempelajari huruf hiragana yang sesuai dengan segi kognitif si pembelajar: Salah satu metode yang bisa digunakan adalah mnemonic, dan perlu diketahui pengaruh penggunaan metode mnemonic ini secara kognitif. Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh penggunaan metode mnemonic dalam mempelajar huruf hiragana, dan untuk mengetahui pengaruh metode ini terhadap memori jangka pendek dan jangka panjang Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan eksperimen pengukuran berulang. Tigapuluh orang mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Andalas menjadi responden dalam penelitian ini. Setiap responden mendapat perlakuan tiga metode belajar huruf hiragana, yaitu: metode mnemonic asosiasi bahasa Inggris mnemonic asosiasi bahasa Jepang, dan menulis berulang kali. Metode menulis berulang kali adalah metode yang paling umum digunakan dalam mempelajari huruf hiragana. Responden yang dipilih adalah mahasiswa yang belum pernah mempelajari bahasa Jepang, dan tidak bisa baca-tulis huruf hiragana. Setiap responden diberi post-test segera setelah mengikuti sesi eksperimen untuk mengetahui efek terhadap memori jangka pendek, dan post-test berikutnya tiga hari kemudian untuk mengetahui efek terhadap memori jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan metode menulis berulang kali lebih memberi pengaruh pada responden daripada metode mmemonic. Di sisi lain, metode mnemonic asosiasi bahasa Inggris lebih memberi pengaruh daripada mnemonic bahasa Jepang, walaupun tidak signifikan. Namun, efek dari metode tersebut hanya berlaku untuk memori jangka pendek dan tidak untuk memori jangka panjang. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode mnemonic asosiasi bahasa Indonesia atau set mnemonic yang dibuat sendiri oleh responden. | 170-178 |
The Structural Differences In Tungsten Trioxide Nanomaterial Synthesized Using A Sol-Gel Method Followed By Calcination And Hydrothermal Treatment | Di dalam penelitian ini nanomaterial wO, disintesa dengan metode sol-gel menggunakan WCI, dan CHOH sebagai precursor dikuti dengan proses kalsinasi dan hidrotermal. X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), dan High Resolution TEM (HRTEM) yang dilengkapi dengan EDX digunakan untuk mengkarakterisasi struktur dan morfologi material yang dihasilkan. Terdapat perbedaan yang mencolok antara material WO, yang dihasilkan dari proses kalsinasi dan hidrotermal. Pola XRD menunjukkan perubahan struktur dari heksagonal pada suhu kalsinasi 300 dan 400 menjadi monoklinik pada suhu 500 dan 600 °C. Terjadi penurunan ukuran partikel dari WO, yang berbentuk serbuk dengan kenaikan suhu kalsinasi. Terlihat juga adanya pengumpulan dari beberapa partikel nano membentuk gumpalan yang lebih besar. Sementara itu untuk proses hidrotermal, terdapat perubahan struktur material dari heksagonal untuk waktu tahan selama 12, 16, dan 20 jam menjadi monoklinik untuk waktu 24 jam. Gambar SEM menunjukkan bentuk partikel yang menyerupai kotak tipis transparan yang terdiri dari kumpulan beberapa tabung nano seperti yang ditunjukkan oleh analisa menggunakan TEM. | 179-189 |
Fast response of Macroporous Thermosensitive Hema-Co-Nipaam Hydrogel Materials For COntrolled Drug Release of Anti-Inflammatory Drug | Sintesis macroporous thermosensitive HEMA-co-NIPAAm baru dengan teknik phase-separation yang dipengaruhi oleh pelarut (air) bertujuan untuk meningkatkan sifat respon terhadap perubahan temperatur. Sintesis HEMA and HEMA-co-NIPAAm hydrogels digunakan sebagai pembanding dalam perubahan swelling ratio dan memunjukkan cepatnya respon terhadap perubahan temperatur: Kontrol pelepasan obat diteliti dengan menggumakan prednisolone 21-hemisuccinate sebagai obat anti-radang dan menunjukkan model pelepasan obat lambat tanpa terjadi burst di 37° C. | 190-198 |
Business Productivity Improvement Of Broiler Plasma Through An Analysis of Decisive Factors of Technoware Components | Peluang pengembangan industri peternakan cukup besar, sejalan dengan meningkatnya Gross Domestic Product (GDP) per kapita penduduk. Komponen Technoware merupakan komponen utama dalam usaha plasma ayam broiler pola kemitraan, terdiri dari elemen-elemen penting. Tingkat keberhasilan usaha tersebut dipengaruhi berbagai faktor yang saling berhubungan satu sama lainnya, sehingga upaya untuk mengetahui faktor-faktor penentu, dan pola hubungannya pada usaha plasma yang berhasil merupakan hal yang penting. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menemukan faktor kunci khususnya pada komponen Technoware dan pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan usaha sistem kemitraan pola Perusahaan Int Rakyat (PIR) ayam broiler: Metode yang digunakan adalah survai lapangan untuk mengumpulkan data primer dengan alat bantu kuesioner dan data sekunder dari perusahaan inti. Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari 27 peternak terbaik di daerah-daerah kabupaten Karawang, Subang, dan Indramayu Analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan adanya faktorfaktor kunci pada komponen Technoware yang berpengaruh nyata terhadap keberhasilan kemitraan (Y) adalah kandang yang ditentukan oleh tinggi kandang; dan dinding kandang; pemeliharaan ayam dipengaruhi tingkat kematian (mortalitas) dan Feed Convertion Ratio (FCR); pengendalian hama dan penyakit dipengaruhi faktor pemeliharaan kandang. | 199-205 |
A Study of Using Local Wood As Alternative Substitution of Poghut (Lignum Vitae) In Axle Bearing Wear Due To Propeller Activity | Salah satu bahan yang dipakai sebagai bantalan poros baling-baling kapal adalah jenis kayu yang disebut Poghout (Lignum Vitae). Jenis ini sampai saat ini masih banyak dipakai terutama seperti pada kapal kapal rakyat, kapal Ferry penyeberangan, sampai Kapal khusus ( kapal selam ). Jenis kayu ini mempunyai keistimewaan yaitu dapat mengeluarkan minyak untuk melumasi poros dalam kondisi tercelup air dan sampai kini jenis kayu ini di Indonesia belum dapat ditemukan, karena kayu tersebut di proteksi negara asal kayu sehingga kita tidak dapat membudidayakan dan harus memesan terlebih dahulu dari luar negeri yaitu negara Brasilia. Upaya memperoleh kayu alternatif seperti kayu Nangka, kayu Sawo dan kayu jenis Kempas yang terlebih dahulu dilakukan perlakuan proses Impregnasi . Keunggulan dari kayu Alternatif ini diharapkan mudah diperoleh di pasaran lokal, yang harganya relatief lebih murah dan sewaktu-waktu dapat dipesan dalam tempo relatif singkat. Hasil dari penelitian direkomendasikan kayu Nangka (Artocarpus Integrus Merr) dapat menggantikan kayu Poghout dengan posisi serat 90 derajd terhadap as propeller pemakaian pelumasar samaserta daya abrasive 56,25% lebih rendah dibanding kayu Poghout. | 206-211 |