Judul | Abstract | Halaman |
---|
Karakteristik Unjuk Kerja Sistem Injeksi Bertingkat pada Ruang Bakar Toroidal dengan Bahan Bakar Biodiesel | Pemakaian biodiesel pada penelitian ini dimaksudkan untuk menunjang program pemerintah dalam hal penggunaan energi alternatif yang berasal dari sumber energi terbarukan
sebagai bahan bakar di sektor transportasi. Namun, secara spesifik pemakaian langsung biodiesel
pada mesin diesel memberikan dampak pada konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dan emisi NOx yang lebih tinggi dibandingkan dengan fossil diesel. Pemakaian sistem injeksi bertingkat dengan ruang bakar toroidal diharapkan mampu menurunkan SFC dan emisi NOx. Penelitian dilakukan dengan mengaplikasikan injektor solenoid pada mesin Diamond tipe Di 800 yang dikontrol oleh mekanisme ECU untuk pengaturan waktu dan durasi injeksi. Pengujian yang dilakukan dengan sistem injeksi bertingkat pada variasi 100%-0%, 75%-25%, 50%-50%, dan 25%-75%. Pengukuran dilakukan dengan putaran konstan menggunakan generator dengan lampu sebagai beban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sistem injeksi bertingkat efektif menurunkan SFC dan emisi NO, meskipun diikuti dengan penurunan daya. Secara spesifik penurunan SFC dan emisi NO terjadi pada moda injeksi 25%-75%, yaitu dengan penurunan SFC dan emisi NO masing-masing sebesar 6,36% dan 32,22%. Sedangkan untuk suhu operasional yang terdiri dari suhu gas buang, engine, oli pelumas dan sistem pendinginan, untuk sistem injeksi bertingkat mengalami penurunan masing-masing 7,97%, 2,13%, 1,29% dan 1,17% dibandingkan dengan sistem injeksi tunggal. | 57-64 |
Modeling of An Engine Mount System Based Parameter Identification Technique | Sebuah sistem engine mount (EM) yang disajikan dalam makalah ini digunakan untuk mengurangi transmisi getaran mesin terhadap sasis dan gangguan terhadap penumpang didalam kabin. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan sebuah pemodelan akurat dari EM untuk menentukan sinyal acuan yang diperoleh dari sumber getaran (untuk mengurangi keterlambatan sinyal kontrol pada keluaran algoritma umpan balik). Selanjutnya, dalam makalah ini diusulkan sebuah metode pemodelan sistem EM dengan menggunakan teknik parameter identifikasi. Hasil simulasi memunjukkan bahwa keluaran model yang diusulkan sangat cocok dengan data yang diperoleh melalui pengukuran yaitu getaran yang ditransmisikan dari mesin ke sasis. | 65-70 |
Pengembangan Katalis Pd/HZSM-5 untuk Proses Perengkahan Minyak Sawit | Biofiuel merupakan energi alternatif terbarukan yang dapat dihasilkan dari berbagai minyak nabati. terutama kelapa sawit. Pada penelitian ini dikembangkan katalis berbasis zeolit yang di impregnasi dengan logam Pd untuk meningkatkan kinerja dari katalis HZSM-5. Penelitian dilakukan melalui eksperimen, pendekatan, pengujian, observasi. Selain itu dilakukan korelasi variabel dengan kualitas katalis Pd/HZSM-5. Langkah pertama adalah sintesis katalis Pd/HZSM-5 dan penentuan karakteristiknya. Selanjutnya katalis Pd/HZSM-5 diuji untuk menghasilkan biofuel. Dari hasil analisa XRD terhadap katalis Pd/HZSM-5 diperoleh puncak pada sudut 2q sebesar 26,61 dengan % kristalinitas 6,26%. Perbandingan mol Si/Al dalam katalis HZSM-5 sehesar 45.9. Dalam katalis Pd/HZSM-5 terdapat kandungan Pd sebesar 1,66% Luas permukaan katalis HZSM-5 adalah 118,09 m2/g, volume pori sebesar 0,018 cc/g dan diameter pori sebesar 38,146 A°. Luas permukaan katalis Pd/ HZSM-5 paling besar adalah 131,32 m2/g pada temperatur 800°C dan waktu kalsinasi 6 jam. Katalis Pd/HZSM- 5 dalam perengkakan minyak sawit mengarahkan produk ke fraksi gasoline. Fraksi gasoline dalam produk hasil perengkahan minyak sawit adalah 57,86%, sedangkan fraksi gasoline dalam produk hasil perengkahan minyak goreng adalah 47,43%. | 77-83 |
Pemanfaatan Selulosa Eceng Gondok untuk Produksi Etanol Melalui Perubahan Sturktur Sel Hasil Perlakuan Autoklaf-Impregnasi | Potensi eceng gondok sebagai alternative energi bioetanol sangat menjajikan dimasa yang akan datang karena mengandung selulosa yang cukup tinggi sekitar 64,51% serta pertumbuhannya sangat cepat (3% per hari). Umumnya selulosa ada dalam kombinasi dengan lignin dan hemiselulosa membentuk komplek lignoselulosa sehingga selulosa sulit mengalami hidrolisis secara enzimatik. Upaya pemanfaatan karbohidrat dari eceng gondok melalui suatu penelitian dilakukan dengan metode autoklaf-impregnasi dan dilanjutkan dengan enzim selulase, untuk menghasilkan etanol maka pada tahap fermentasinya digunakan Saccharomyces cerevisiae. Pemantaua kerja enzim pada tahap hidrolisis diobservasi melalui penguraian karbohidrat menjadi gula sederhana yang diukur dengan metode Luff Schoorl,serta kadar etanol dalam substrat hasil fermentasi yang diukur dengan metode GC. Waktu hidrolisis optimum dengan enzim selulase adalah 60 jam, dan untuk perlakuan hidrotermal (autoklaf) diperoleh waktu optimum 60 menit dengan impregnasi menggunakan HCI 0,01 M sebanyak 200 ml. Kadar etanol optimal dalam substrak hasil fermentasi dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae adalah 1,42% selama 96 jam. | 84-93 |
Transesterfikasi Refined Palm Oil Menggunakan Katalis K3PO4 Berpendukung Abu-Layang | Katalis K3PO4 berpendukung abu-layang dipreparasi dengan dua variasi perilaku abu-layang yaitu tanpa leaching (A) dan dengan leaching (B). Hasil karakterisasi katalis menggunakan XRD menunjukkan K3PO4 telah terdispersi dengan baik pada pendukung abu-layang. Berdasarkan hasil reaksi transesterifikasi Refined Palm Oil (RPO) dengan metanol pada kondisi suhu 60°C selama 2 jam dengan jumlah katalis 4% dan rasio molar metanol minyak 9:1 diketahui bahwa katalis K3PO4 / abu-layang B memilki aktivitas lebih besar (11,2%) daripada katalis K3PO4 / abu-layang A (4,9%). Nilai aktivitas ini lebih rendah jika dibandingkan dengan aktivitas katalis K3PO4 tanpa pendukung pada kondisi reaksi sama yaitu mencapai 97,9% | 94-101 |
Karakterisasi Sensor pH Serat Optik Berbasis Lapisan Sol-Gel untuk Pengukuran Secara Real Time | Sedikitnya jenis sensor pH yang dapat digunakan secara real time dan online menjadi masalah yang harus dipecahkan. Pada makalah ini ditunjukkan karakterisasi sensor pH berbasis serat optik plastik yang dibuat dengan metode sol-gel dalam rangka membangun sistem pengukuran pH secara real time. Sebagai langkah awal adalah membuat sensor pH vang memiliki jangkauan pengukuran pH 3-7. Indikator pH sebagai bahan yang sensitif terhadap pH larutan asam-netral yaitu bromophenol blue dijadikan lapisan film pada serat optik plastik dengan menggunakan teknik sol-gel immobilization Karakteristik yang ditinjau adalah jari-jari lekukan sensor, linieritas sensor, tegangan output sensor, span output sensor, dan umur/ lifetime sensor. Hasil simulasi model sensor pH berbasis serat optik dengan menggunakan Matlab menunjukkan hahwa jari-jari lekukan yang paling baik dalam menghasilkan sensitivitas pengukuran adalah 10 mm. Sensor pH yang telah dibuat memiliki hubungan pH - tegangan output vang cenderung linier dengan koefisien determinan lebih besar dari 0,8. Hubungan pH - tegangan output dari sensor paling linier di daerah pH 6-7. Selain inu juga dibuktikan bahwa sensor pH memiliki span (rentang) pengukuran ouput dalam skala milivolt, sehingga sensitivitas sensor pH adalah dalam orde milivolt. Rangkaian fotodetektor dapat mempengaruhi nilai tegangan ontput yang dihasilkan namun tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap span output sensor. Pada percobaan operational lifetime test, dengan menggunakan kondisi celupan pada pH 5 dan temperatur 40 °C diperoleh kesimpulan bahwa umur atau lifetime dari sensor pH serat optik adalah 3 hari. | 102-112 |
Pemodelan Fouling pada Penukaran Panas Menggunakan Jaingan Syaraf Tiruan | Fouling pada Jaringan Penukar Panas (JPP) telah diketahui sebagai penyebab penurunan pada effisiensi pengambilan panas. Hampir setengah dari keseluruhan biaya operasional pada refineri disebabkan olehnya. Akhir-akhir ini beberapa penulis berusaha mengunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST) untuk memprediksi fouling. Sebagai pemodelan jenis black box pemilihan regresor sangatlah diperlukan. Metode yang diajukan pada makalah ini adalah aplikasi JST dengan struktur Multi Layer Perceptron (MLP). Dari hasil optimasi terlihat bahwa RMSE tahanan fouling saat training dan validasi adalah kurang dari 1.014E-05 m2°C/W. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan regresor dan struktur JST pada system yang ditinjau adalah sesuai sehingga mempunyai kemampuan yang baik dalam memprediksi. | 113-117 |
Practical Assessment Konsep Project Reliability | Konsep Project Reliability memungkinkan seorang perencana proyek melakukan simulai guna mengevaluasi prohabilitas/kehandalan rencana proyek dalam mememuhi target biaya, kualitas, dan waktu. Konsep ini dikembangkan oleh Suputra dan Ladamay di 2011 dengan menggunakan model jaringan propel berbasis Generalized Activity on Node (GAN). Permasalahannya, konsep ini berhenti pada contoh kasus numerik Penelitian ini mencoba melanjutkan penelitian tersebut dengan melakukan practical assessment konsep Project Reliability dalam sebuah studi kasus proyek HRSG di PT X. Estimasi ketidakpastian sebagai bahan untuk melakukan simulasi dilakukan dengan memanfaatkan data historis dari aktivitas-aktivitas serupa yang pea dikerjakan di 23 proyek HRSG sejenis sebelumnya. Hasil assessment dengan menggunakan konsep Project Reliability menunjukkan bahwa kemungkinan penyelesaian waktu secara rata-rata adalah 32.5 minggu denn standar deviasi 8.9 minggu. Secara biaya, estimasi biaya secara rata-rata adalah US$ 1,082.853-dan standar deviasi US$ 145,546.- Target waktu dan biaya proyek yang ditetapkan untuk proyek amatan berdasarkan pendekatan secara deterministik yang dilakukan oleh Project Planner PT X memberikan target 21 minggu dan biaya US$ 849.606.- Realita pelaksanaan proyek adalah 27 minggu dan, biaya $1.171.132-. Hasil menunjukkan konfirmasi atas hasil Saputra dan Ladamay bahwa Project Reliability memberikan alternatif evaluasi yang komprehensif dan lebih konservatif dalam mengevaluasi rencana proyek dibandingkan pendekatan deterministik yang lazim digunakan. Selain itu, hasil pengujian konsep Project Reliability memberikan catatan perbaikan metodologi sebagaimana berikut: 1) Konsep ketidakpastian lebih mudah didekati oleh praktisi dengan menggunakan konsep vang indikator distribusi normal, min-max (uniform) atau triangular min, most likely, max). 2) Dalam konsep project reliability, ketidakpastian ditentukan di level biaya, waktu, dan kualitas Dari studi kasus, ketidakpastian biaya dipicu oleh ketidakpastian penggunaan resources, sehingga assessment ketidakpastian di beberapa kasus nantinya bisa jadi harus dilakukan dilevet konsumsi resources. 3) Pentingnya pencatatan data historis aktifitas proyek serupa di masa lalu sebagai dasar untuk perencanaan dan estimasi ketidakpastian. | 118-131 |