Toxic relationship merupakan hubungan yang dapat merugikan salah satu pihak didalamnya dimana kerugian tersebut dapat berupa kerugian fisik ataupun kerugian secara psikis. Dampak yang di munculkan dari toxic relationship bagi korbannya juga cukup parah, seperti hilangnya kepercayaan diri korban, bahka hilangnya efikasi diri (self-efficacy). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ibu dalam membantu remaja yang menjadi korban dari hubungan yang toxic untuk mengembalikan efikasi diri (self-efficacy) mereka. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap remaja di Kota Bekasi dan ibu dari para korban tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan kembali efikasi diri remaja, baik melalui dukungan emosional, penyediaan model peran yang positif, maupun melalui bimbingan praktis dalam membangun kembali rasa percaya diri. Implikasi penelitian ini adalah perlunya peran aktif ibu dalam mendukung kesehatan mental remaja yang terpengaruh oleh hubungan interpersonal yang merusak.