Interaksionisme simbolik adalah teori sosiologi yang mempelajari bagaimana makna diciptakan dan dimodifikasi melalui interaksi sosial, dan memiliki implikasi signifikan dalam ilmu komunikasi. Dalam konteks ilmu komunikasi, interaksionisme simbolik membantu menjelaskan bagaimana pesan disampaikan, diinterpretasikan, dan dimaknai oleh individu dalam berbagai situasi komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses interaksionisme simbolik pada tari Legong Keraton. Adapun dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi didasarkan pada pengalaman subjektif atau fenomenologikal seseorang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek pada penelitian ini adalah sembilan orang informan yang terdiri dari 3 pasang penari Legong Keraton, 2 orang pemusik, dan 1 orang penonton. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolik yang dikembangkan oleh George Herbert Mead. Prinsip dari teori interaksionisme simbolik menurut Mead ada tiga yaitu, mind, self, dan society. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, dari perspektif komunikasi, teori interaksionisme simbolik sangat membantu memahami seni pertunjukan tradisional seperti Legong Keraton. Teori ini membantu kita melihat bagaimana tarian berfungsi sebagai sistem komunikasi yang kompleks di mana setiap gerakan, musik, dan respons penonton menjadi simbol yang dimaknai dan diinterpretasikan. Ini menunjukkan bahwa tarian bukan hanya sekedar gerak.