Kekerasan dalam pacaran merupakan fenomena yang saat ini banyak terjadi, dimana pada tahun 2023 terdapat 5.468 kasus yang terjadi di Indonesia, dan 382 kasus terjadi khusunya di Kota Bekasi. Korban kekerasan dalam pacaran merasakan trauma akibat dari kekerasan baik fisik, psikis, hingga seksual yang diterima dari pasangannya. Trauma tersebut menyebabkan korban merasa takut, cemas, rendah diri, dan berbagai perasaan negatif lainnya yang menggangu kegiatan sehari-hari dari korban. Korban kemudian berusaha menceritakan mengenai pengalamannya kepada orang terdekatnya hingga memperoleh dukungan sosial. Dukungan sosial yang didapatkan oleh korban akan membantu korban untuk bangkit dan membangun resiliensi sehingga korban bangkit dari trauma dan menjadi individu yang resilien. Penelitian ini menjelaskan mengenai fenomena dukungan sosial pada resiliensi dari korban kekerasan dalam pacaran di Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Adapun teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam pada tiga orang korban kekerasan dalam pacaran di Kota Bekasi serta dokumentasi dalam proses penelitan sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan dalam pacaran di Kota Bekasi melakukan proses komunikasi interpersonal dengan orang terdekatnya dan menceritakan mengenai pengalaman mereka, menunjukkan bukti kekerasan yang dialami dan melakukan klarifikasi mengenai berita bohong yang disebarkan tentang mereka. Korban kemudian mendapat dukungan sosial baik verbal maupun non verbal dalam aspek emosional, instrumental, dan informasi yang kemudian membantu korban untuk bangkit dari pengalaman dan tidak lagi merasakan trauma dari kekerasan dalam pacaran yang mereka alami.