Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami resepsi khalayak terhadap konflik anak tengah dalam film Jalan yang Jauh jangan Lupa Pulang (JJJLP). Untuk membantu peneliti menganalisis khalayak dalam memaknai konflik anak kedua dalam film ini, peneliti meminjam teori resepsi yang menggunakan model encoding-decoding oleh Stuart Hall (1997). Menurut teori ini, penonton tidak hanya pasif menerima makna yang disampaikan oleh karya seni, tetapi mereka juga aktif dalam memberi makna sesuai dengan pengalaman, latar belakang, dan pandangan mereka sendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teiknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil olah data penelitian dari lima adegan yang menjadi fokus analisis, selururh informan cenderung berada pada posisi dominan. Ini berati apa yang digambarkan oleh film Jalan yang Jauh jangan Lupa Pulang (JJJLP) terkait konflik anak tengah disetujui oleh mayoritas infroman.