Cancel culture merupakan fenomena sosial di mana dukungan terhadap individu atau kelompok dihentikan karena dianggap melanggar norma sosial atau memiliki pandangan kontroversial. Fenomena cancel culture juga diangkat menjadi kisah dalam sejumlah film salah satunya yaitu film Budi Pekerti yang menceritakan Bu Prani, seorang guru BK, yang terlibat konflik di pasar dan videonya viral di media sosial. Akibatnya, ia mendapat kritik dari publik dan menghadapi ancaman pemecatan dari sekolah. Insiden ini juga berdampak buruk pada keluarganya, yang menjadi sasaran kritik dan penghakiman. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam tentang bagaimana makna cancel culture dalam film Budi Pekerti, serta dengan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce digunakan untuk mengungkapkan dan menganalisis tanda-tanda yang digunakan dalam film. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa film Budi Pekerti memberikan makna mendalam tentang cancel culture, menggambarkan dampaknya pada individu dan masyarakat melalui karakter Bu Prani. Film ini menyoroti kerentanan terhadap opini publik, dampak psikologis, dan isolasi sosial, serta menekankan pentingnya empati dan refleksi kritis dalam menilai orang lain.