Mahasiswa tingkat akhir adalah mereka yang telah menempuh setidaknya tujuh semester kuliah, dan mereka sering kali dilanda kecemasan tentang masa depan. Ketakutan akan persaingan ketat di dunia kerja dan perasaan tidak berguna menjadi beban tersendiri. Menariknya, faktor jenis kelamin turut mempengaruhi tingkat kecemasan masa depan (Future Anxiety) yang dialami. Perbedaan biologis, psikologis, dan sosial antara laki-laki dan perempuan memainkan peran penting dalam hal ini. Penelitian yang melibatkan 133 mahasiswa tingkat akhir yang mengalami kecemasan masa depan ini, menggunakan skala Future Anxiety Zaleski. Hasil analisis dengan uji beda t test menunjukkan bahwa laki-laki cenderung memiliki tingkat kecemasan masa depan yang lebih tinggi dibandingkan Perempuan dengan nilai rata-rata atau mean Laki - Laki sebesar 134.48 dan Perempuan sebesar 124.41, hasil uji beda juga memperlihatkan taraf signifikansi yaitu sebesar 0,66 (< 0,05) yang berarti ada yang signifikan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Perbedaan gender ini melihat bagaimana ekspektasi dan peran sosial dapat mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir saat mereka meraba-raba arah masa depan mereka.