Industri tempe di Indonesia merupakan industri rumah tangga yang paling mudah ditemukan, dan industri ini pula tidak memerlukan banyak pekerja. Apalagi pabrik tempe yang terletak di Kabupaten Bekasi. Pabrik tersebut tidak hanya memproduksi tempe akan tetapi mereka mendistribusikannya secara langsung di pasar, di warung makan dan di toko-toko sayuran yang ada pada Kabupaten Bekasi. Metode deskriptif kualitatif yaitu dengan obsevasi untuk pengumpulan data di lapangan, dan dalam menentukan tingkat efisiensi distribusi tempe dapat diketahui dengan cara menghitung margin pemasaran, pengiriman produk dan efisiensi pasar. Hasil dari analisa faktor penyebab ketidakfisienan terdapat empat akar penyebab masalah yakni dari manusia (persaingan tidak sehat dan kurangnya integrasi antara produsen, distributor dan pengecer), mesin (kurangnya otomatisasi dalam proses produksi), metode (sistem pengendalian kualitas yang lemah, metode produksi yang masih tradisional, dan perencanaa produksi yang tidak tepat) dan material (kemasan yang tidak memadai dan fluktuasi harga bahan baku).