Persentase pengemis di Bekasi yang terus meningkat mengidentifikasi adanya masalah sosial, pergeseran peran badut yang seharusnya memiliki makna pekerja seni namun kini menjadi pengemis patut untuk ditelaah lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dramaturgi badut jalanan di Bekasi Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan berfokus pada adanya data-data lapangan sebagai sumber data utama. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga informan badut jalanan di Bekasi Utara, ditemukan bahwa kostum, fisik dan mental merupakan hal utama bagi informan badut jalanan di Bekasi Utara menarik perhatian masyarakat. Menari, bersikap ramah serta mengedepankan figur anak kecil, merupakan salah satu cara badut jalanan di Bekasi Utara untuk menarik perhatian publik. Stigma publik terhadap informan badut jalanan di Bekasi Utara mempengaruhi hubungan informan di lingkungan sosial maupun keluarga, sehingga mereka memilih untuk menampilkan atau menyembunyikan aspek tertentu dari diri mereka sesuai kebutuhan, dengan tujuan: menjaga harga diri dan menghadapi stigma sosial yang ada. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa panggung depan badut jalanan di Bekasi Utara mencakup segala usaha untuk menciptakan kesan positif dan menarik pandangan publik, dengan tujuan menggugah rasa iba demi mendapatkan penghasilan. Panggung belakang pada penelitian ini adalah kegiatan saat mereka kembali ke rutinitas sehari-hari yang lebih serius tanpa memikirkan cara untuk menarik simpati publik, mencerminkan kehidupan yang tidak selalu terlihat oleh publik.

S10689

FIK 0095 2025

Bekasi

Tersedia