Penelitian ini mengkaji komunikasi ritual dalam pelaksanaan Ritual Tumpek Wariga oleh Komunitas Sekeha Teruna Teruni Yowana Bagasasi di Kota Bekasi. Ritual Tumpek Wariga, yang dilakukan setiap 210 hari berdasarkan kalender Bali, merupakan bentuk penghormatan terhadap Dewa Sangkara sebagai manifestasi Tuhan dalam memberikan kesuburan alam. Menggunakan pendekatan fenomenologi, penelitian ini menggali pengalaman anggota komunitas dalam melaksanakan ritual serta menginterpretasi simbol-simbol yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual ini tidak hanya menjadi media pelestarian tradisi Hindu, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial, kesadaran ekologis, dan nilai-nilai spiritual di kalangan generasi muda. Ritual ini relevan dengan upaya pelestarian lingkungan dan memperkuat harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam dalam konteks urban modern.