Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan startegi kampanye melalui program publik di Museum Layang-Layang Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Museum Layang-Layang Indonesia memiliki tiga program publik, yaitu Audio Visual, Tour Museum, dan Workshop Pembuatan Layang-layang. Audio Visual menampilkan film sejarah serta festival permainan tradisional layang-layang, sementara Tour Museum mempamerkan koleksi layang-layang dari nusantara dan mancanegara. Koleksi museum terdiri dari layang-layang kreasi, tradisional, dan modern, Tour Museum dipandu oleh educator museum. Workshop Pembuatan Layang-layang merupakan program yang memberikan pengalaman secara langsung dalam membuat layang-layang. Untuk memahami strategi yang dilakukan, penelitian ini melakukan pemetaan konstruksi pesan yang dilakukan oleh museum dan mengevaluasinya berdasarkan pengalaman yang disampaikan oleh informan dengan menggunakan konsep komunikasi museum dari Yudhawasthi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program publik Museum Layang-Layang Indonesia telah mengkonstruksikan experience Spiritual, Edukasi, Rekreasi dan Ukhuwah (SERU) sebagai strategi kampanye dalam mengkomunikasikan permainan tradisional layang-layang.