Penelitian ini mengkaji pengaruh media massa terhadap hukuman dan pertimbangan hakim dalam kasus tindak pidana korupsi di Indonesia. Media massa, dengan kemampuannya menyebarkan informasi secara cepat dan luas, telah menjadi salah satu elemen yang mempengaruhi opini publik dan, secara tidak langsung, dapat mempengaruhi independensi hakim. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan kebijaksanaan peraturan-undangan dan studi kasus untuk menganalisis dinamika hubungan antara media massa dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa berperan sebagai alat kontrol massa dan transparansi, tetapi juga menghadirkan tantangan berupa persidangan media, penyebaran hoaks, dan tekanan publik yang berpotensi mengganggu proses independensi hukum. Untuk menjaga keadilan dan objektivitas, diperlukan penguatan literasi masyarakat digital, peningkatan kapasitas aparat penegak hukum, serta pengembangan regulasi yang lebih adaptif terhadap era digital.