Pada penelitian ini membahas mengenai kemandirian yang terjadi pada remaja yang mengalami peralihan perkembangan dari masa kanak- kanak menuju dewasa yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Salah satu aspek yang harus dicapai dalam perkembangan remaja adalah kemandirian. Kemandirian remaja dapat tumbuh dari bimbingan orang tua khususnya pola asuh orang tua sehingga remaja mampu menjadi pribadi yang mandiri. Pola asuh yang menjadi fokus penelitian ini adalah pola asuh otoriter. Penelitian ini merupakan sebuah studi untuk mengetahui hubungan pola asuh otoriter dengan kemandirian pada remaja. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 151 responden dengan karakteristik sampelnya yakni siswa kelas XII SMAN X Tambun Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik korelasi, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala psikologi yaitu skala likert. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: uji validitas reliabilitas, uji normalitas dan linieritas, analisis kategorisasi sampel penelitian, dan analisis korelasi antar variabel. Hasil penelitian ini berdasarkan analisis korelasi spearman, menunjukkan adanya hubungan negatif dengan kekuatan cukup antara pola asuh otoriter dengan kemandirian yang artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima, dengan skor koefisien korelasi sebesar -0,312 dan signifikansi 0,000. Dari hasil kategorisasi menunjukkan bahwa, semakin tinggi pola asuh otoriter yang ditetapkan maka semakin rendah tingkat kemandirian dan sebaliknya semakin rendah pola asuh otoriter maka semakin tinggi tingkat kemandirian.