Fenomena Friends with Benefits semakin marak di kalangan mahasiswa rantau, didorong oleh perubahan sosial, budaya, dan pengaruh globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa rantau terlibat dalam hubungan Friends with Benefits dan memahami dinamika yang terjadi dalam hubungan tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi hermeneutik. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif terhadap dua mahasiswa rantau berusia 21 tahun yang menjalani hubungan Friends with Benefits. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal seperti keengganan untuk berkomitmen, kebutuhan akan kebebasan, dan pencarian hiburan serta perhatian memengaruhi keputusan mahasiswa untuk menjalin hubungan Friends with Benefits. Faktor eksternal mencakup pengalaman kegagalan hubungan romantis sebelumnya, kesulitan dalam mempercayai pasangan, serta norma sosial di lingkungan rantau. Dinamika hubungan Friends with Benefits mencerminkan adanya manfaat berupa kepuasan fisik dan emosional sementara, namun juga disertai risiko seperti ketidakstabilan emosional, kecemburuan, dan rasa tidak pasti. Penelitian ini mengungkapkan bahwa hubungan Friends with Benefits pada mahasiswa rantau berperan sebagai strategi adaptasi sosial, namun tetap memunculkan tantangan emosional. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memahami fenomena hubungan interpersonal tanpa komitmen di kalangan mahasiswa serta memberikan wawasan bagi masyarakat dalam mendukung pengembangan hubungan yang sehat dan sesuai dengan norma budaya.