Masa remaja merupakan fase perkembangan yang ditandai dengan perubahan emosional dan sosial yang signifikan. Pada periode ini, remaja cenderung menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola emosi, terutama dalam interaksi sosial mereka. Salah satu bentuk ekspresi emosional yang sering muncul adalah agresi verbal, seperti berkata kasar, mengejek, atau menghina orang lain. Perilaku ini dapat berdampak negatif terhadap hubungan sosial dan kesejahteraan psikologis remaja. Salah satu faktor yang berperan dalam mengendalikan agresi verbal adalah kontrol diri. Individu dengan kontrol diri yang baik lebih mampu menahan dorongan emosional dan berpikir sebelum berbicara, sehingga mereka cenderung menghindari perilaku agresif secara verbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan agresi verbal pada remaja di Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Responden penelitian berjumlah 400 remaja berusia 13-18 tahun yang berdomisili di wilayah perkotaan, pinggiran kota, dan perumahan di Kota Bekasi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala agresi verbal dan skala kontrol diri yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dan agresi verbal (r = -0,641, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kontrol diri, semakin rendah tingkat agresi verbal yang ditunjukkan oleh remaja, dan sebaliknya. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa peningkatan kontrol diri dapat menjadi strategi dalam mengurangi agresi verbal pada remaja. Faktor lingkungan, seperti dukungan keluarga dan norma sosial, juga berperan dalam membentuk perilaku remaja. Penelitian ini merekomendasikan adanya program edukasi yang menekankan pentingnya pengelolaan emosi dan peningkatan kontrol diri guna meminimalisir perilaku agresif pada remaja.

S10900

PSI 0035 2025

Bekasi

Tersedia