Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana film ini merepresentasikan peran aparat penegak hukum dalam proses peradilan. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi wacana yang dibangun mengenai aparat penegak hukum, serta strategi komunikasi hukum yang ditampilkan dalam film. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis wacana kritis untuk mengungkap konstruksi realitas yang disampaikan melalui film. Data penelitian akan dikumpulkan dengan metode analisis wacana kritis model Van Dijk terhadap film Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso, serta studi literatur terkait kasus dan sistem hukum yang berlaku. Hasil penelitian ditemukan bahwa Wacana Penegakan Hukum dalam film Ice Cold menyoroti ketidaksesuaian antara harapan terhadap proses hukum yang objektif dan transparan dengan praktik penegakan hukum yang tampak terburu-buru, tidak menyeluruh, dan minim pembuktian ilmiah. Selain itu, mengenai Wacana Aktor Penegak Hukum dalam film tampil dominan sebagai pengontrol narasi, namun lebih menekankan legitimasi institusi daripada mengungkap kebenaran materiil secara mendalam. Film Ice Cold menampilkan penegakan hukum sebagai wacana yang tidak netral, melainkan dipengaruhi ideologi, kekuasaan, dan narasi institusi negara. Jaksa menjadi aktor paling dominan, sementara pengacara dan pakar hukum membentuk wacana tandingan. Representasi ini memperlihatkan bagaimana hukum dipertontonkan sebagai arena konflik naratif, bukan sekadar proses keadilan.

T00599

MIK 0003 2025

Bekasi

Tersedia