Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resepsi para buruh terhadap lagu "Untuk Apa/Untuk Apa?" karya Hindia sebagai bentuk kritik sosial. Lagu ini merepresentasikan kegelisahan generasi muda urban terhadap budaya kerja modern yang sarat tekanan, dikenal sebagai hustle culture, serta kecenderungan burnout yang ditimbulkannya. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan teori resepsi Stuart Hall, penelitian ini mengklasifikasikan tanggapan informan ke dalam tiga kategori pemaknaan: dominan, negosiasi, dan oposisi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan analisis komentar YouTube sebagai unit analisis tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan berada pada posisi negosiasi dan dominan, menunjukkan bahwa mereka memahami serta merasakan keresahan yang disampaikan dalam lagu, namun menafsirkannya berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing. Lagu ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga menjadi ruang reflektif yang menyuarakan kritik terhadap sistem sosial yang menuntut produktivitas tanpa jeda. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa musik dapat menjadi medium komunikasi efektif dalam menyampaikan kritik sosial yang dekat dengan realitas pendengarnya, khususnya di kalangan pekerja muda.