Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resepsi khalayak terhadap postingan pemecatan pelatih Tim Nasional Indonesia, Shin Tae Yong, yang diunggah oleh akun Instagram resmi @timnasindonesia pada 6 Januari 2025. Peristiwa ini memicu beragam reaksi publik di media sosial, mulai dari dukungan hingga penolakan yang disampaikan dalam bentuk komentar, meme, dan tanggapan emosional lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode wawancara mendalam, observasi non-partisipan, dan dokumentasi tangkapan layar komentar sebagai teknik pengumpulan data. Teori yang digunakan adalah teori resepsi Stuart Hall yang membagi proses decoding khalayak ke dalam tiga posisi: dominan-hegemonik, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan berada pada ketiga posisi decoding, tergantung pada latar belakang sosial, pengalaman, serta preferensi ideologis masing-masing. Sebagian besar informan menempati posisi negosiasi, yaitu mereka memahami maksud pesan tetapi menafsirkannya secara kritis sesuai sudut pandang pribadi. Temuan ini menunjukkan bahwa khalayak media sosial bersifat aktif dalam memaknai pesan media, dan media sosial Instagram berperan sebagai ruang publik interaktif tempat reproduksi makna berlangsung secara dinamis.