Masa remaja merupakan fase penting dalam perkembangan individu, di mana rasa percaya diri memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian dan interaksi sosial. Salah satu faktor yang memengaruhi rasa percaya diri remaja adalah komunikasi interpersonal antara anak dan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal antara anak dan orang tua dalam menumbuhkan rasa percaya diri di masa remaja. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan konsep komunikasi interpersonal dengan metode kualitatif, serta teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi interpersonal antara anak dan orang tua dalam membangun rasa percaya diri berbeda tergantung pada tipe keluarga. Pada keluarga dengan pola komunikasi demokratis, anak merasa nyaman berbicara dengan orang tua, sehingga lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan menghadapi tantangan. Dalam keluarga dengan pola otoriter pada ayah dan demokratis pada ibu, anak cenderung takut untuk berbicara dengan ayah, tetapi tetap mendapatkan dukungan dari ibu dalam meningkatkan rasa percaya diri. Sementara itu, dalam keluarga dengan ibu yang demokratis dan ayah yang bersikap abai (neglectful), anak lebih bergantung pada ibu dalam memperoleh motivasi dan dukungan emosional, tetapi bisa mengalami kekurangan bimbingan dari sosok ayah.