Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses komunikasi yang dilakukan oleh pendamping psikolog dalam mendampingi perempuan korban pelecehan seksual di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Bekasi. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pendamping psikolog dan pendamping kasus yang berpengalaman dalam memberikan layanan pemulihan kepada korban. Fokus penelitian ini adalah memahami strategi komunikasi interpersonal, teknik membangun kepercayaan korban, serta hambatan yang dihadapi dalam proses pendampingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif, berbasis pada empati, mendengarkan aktif, validasi emosi, serta penggunaan bahasa yang tidak sensitif, menjadi kunci dalam membangun rasa aman dan kepercayaan korban. Tantangan yang dihadapi dalam proses pendampingan meliputi tingkat trauma korban yang berat, keterbatasan waktu konseling, stigma sosial, serta kurang optimalnya koordinasi antar-lembaga terkait. Kesimpulannya, komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pendamping psikolog di DPPPA Kota Bekasi berkontribusi signifikan dalam mempercepat pemulihan psikologis korban pelecehan seksual. Dengan pendekatan berbasis trauma dan strategi komunikasi yang tepat, korban mampu mengurangi kecemasan, meningkatkan rasa aman, membangun kembali kepercayaan diri, serta beradaptasi kembali dalam lingkungan sosial mereka.