Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model komunikasi yang digunakan oleh driver Maxim dalam mengedukasi konsumen terkait fitur-fitur pada aplikasi Maxim. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada masih rendahnya literasi digital sebagian konsumen Maxim serta keterbatasan perusahaan dalam menyampaikan edukasi secara langsung, sehingga peran edukatif lebih banyak dibebankan pada driver di lapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara semi-terstruktur kepada lima driver dan lima konsumen. Informan berasal dari Jakarta dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga model komunikasi yang digunakan oleh driver Maxim, yaitu model komunikasi linear, interaktif, dan transaksional. Model linear terjadi saat driver memberikan penjelasan satu arah tanpa adanya umpan balik dari konsumen. Model interaktif, ketika terjadi pertukaran pesan dua arah, misalnya saat konsumen menanggapi atau bertanya. Adapun model transaksional digunakan dalam situasi yang lebih dinamis dan dialogis, di mana komunikasi berlangsung secara simultan dan adaptif sesuai konteks.Temuan menunjukkan bahwa komunikasi yang bersifat interaktif dan transaksional lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsumen terhadap fitur aplikasi, dibandingkan komunikasi linear yang sering kali gagal membangun keterlibatan konsumen. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pelatihan komunikasi bagi driver serta penyediaan materi edukatif resmi dari pihak Maxim untuk mendukung proses edukasi yang lebih optimal di lapangan.