Penelitian ini membahas mengenai penari laki-laki yang kerap menghadapi stigma terkait ekspresi gender mereka. Dalam budaya popular Korea, idol laki-laki kerap merepresentasikan maskulinitas yang tidak sesuai dengan konstruksi maskulinitas dominan di masyarakat Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif dan analisis performativitas gender dari Judith Butler, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana penari laki-laki menegosiasikan identitas gender mereka di media sosial, baik secara visual maupun performatif. Hasil penelitian ini nantinya menunjukkan bahwa dance cover K-Pop menjadi ruang ekspresif alternatif bagi laki-laki untuk menampilkan bentuk maskulinitas yang lebih cair, sekaligus sebagai bentuk resistensi terhadap norma gender konvensional.