Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan guru BK dengan siswa lebih aktif secara langsung atau tatap muka, daripada melalui media, Selain itu dalam melakukan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah informan guru memiliki strategi khusus dalam menganalisis permasalahan siswa, yakni strategi segitiga restitusi. Komunikasi ini dikatakan efektif sebab membuat siswa menjadi nyaman, terbuka, serta dapat menyelesaikan permasalahannya. Hambatan yang terjadi dalam berkomunikasi pada saat bimbingan berlangsung, yakni siswa yang belum terbuka, dan masih menyembunyikan kesalahannya, selain itu adapun siswa yang sudah melakukan bimbingan namun tetap melakukan kesalahan lagi, sehingga harus dibimbing satu hingga dua kali pertemuan. Hambatan berikutnya yakni kesulitan untuk menemui peserta didik untuk melakukan bimbingan. Akan tetapi dari hambatan yang terjadi, guru BK mampu memiliki solusi nya dengan menggunakan strategi segitiga restitusi dengan cara persuasif dan melakukan kunjungan rumah jika siswa sulit untuk ditemukan. Dari proses bimbingan yang diberikan oleh guru BK menghasilkan peningkatan kepada siswanya. Komunikasi interpersonal ini relevan untuk penelitian lebih lanjut, terutama dalam mengkaji penerapannya di berbagai jenjang penddidikan dan dalam komunikasi antara guru dengan siswa.