Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk kesulitan membaca permulaan yang dialami oleh siswa kelas II di SDN Bekasi Jaya 1. Menurut Hariyanto. A, (2020), membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang mengimplikasikan banyak hal, tidak hanya mengekspresikan tulisan, namun juga melibatkan aktivitas visual, serta berpikir yang bersifat reseptif. Hal tersebut karena, melalui membaca seseorang akan mendapat informasi, ilmu pengetahuan, serta pengalaman yang baru. Proses visual di dalam membaca pada dasarnya ialah menafsirkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Membaca permulaan merupakan tahapan awal dalam penguasaan literasi, yang sangat penting bagi perkembangan akademik siswa di jenjang selanjutnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa dari 26 siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan dalam mengenali huruf, membaca suku kata, serta membaca kata tidak bermakna, membaca terbata-bata. Penelitian ini menggunakan asesmen egra untuk mengetahui bentuk-bentuk kesulitan membaca permulan. Terdapat lima aspek yang dinilai yaitu : Membaca nama huruf, membaca suku kata, membaca kata tidak bermakna, membaca kata bermakna, kelancaran memaca. Faktor-faktor penyebab kesulitan membaca meliputi kurangnya stimulasi membaca di rumah, metode pembelajaran yang belum bervariasi, serta kurangnya perhatian individual dari guru. Selain itu, aspek psikologis seperti kurang percaya diri dan motivasi belajar yang rendah juga berperan dalam munculnya hambatan membaca. Temuan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dan orang tua dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan suportif, guna meningkatkan kemampuan membaca siswa sejak dini.