Frugal living merupakan gaya hidup yang menekankan pengelolaan keuangan secara bijak melalui penganggaran dan penetapan tujuan. Gaya hidup ini tidak menurunkan kualitas hidup, melainkan membantu individu memfokuskan pengeluaran pada hal-hal yang bernilai, sehingga tetap dapat menikmati hidup sederhana yang bermakna dan mendukung subjective well- being. Subjective well-being merupakan evaluasi individu terhadap kehidupannya secara afektif dan kognitif, yang salah satunya dapat didorong oleh rasa syukur (gratitude). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah hubungan gratitude dengan subjective well-being pada dewasa awal yang melakukan frugal living. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu Satisfaction with Life Scale (SWLS), Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) untuk mengukur subjective well-being dan modifikasi The Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) untuk mengukur gratitude yang didistribusikan melalui google form. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara gratitude dengan subjective well-being, dengan koefisien korelasi sebesar 0,682. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan maka diharapkan individu membuka pandangan terhadap gaya hidup frugal yang dapat membantu mengelola uang, menjaga stabilitas finansial, dan fokus pada hal penting seperti rumah, pendidikan, serta hal berharga lainnya.