Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya tekanan kerja yang dihadapi dosen yang berisiko memicu burnout syndrome. Burnout syndrome merupakan kondisi kelelahan, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian pribadi yang berdampak negatif pada kinerja dan kesejahteraan dosen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat burnout syndrome pada dosen Universitas X di Kota Bekasi serta menguji perbedaan tingkat burnout berdasarkan karakteristik demografis seperti jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, jabatan struktural, dan lama bekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparatif dan teknik convenience sampling, melibatkan 110 responden dosen aktif yang diukur menggunakan instrumen Maslach Burnout Inventory- Educators Survey (MBI-ES). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (61%) berada pada kategori burnout tinggi, dengan kelelahan dan depersonalisasi sebagai aspek yang paling dominan. Analisis uji Mann- Whitney dan Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan tingkat burnout berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, jabatan struktural, dan lama bekerja. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa burnout merupakan fenomena nyata yang dialami dosen dan dipengaruhi oleh berbagai faktor demografis dan jabatan. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk melakukan intervensi strategis guna mengelola stres kerja dan mencegah dampak burnout yang lebih luas terhadap kualitas pendidikan.