Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Quarter Life Crisis terhadap Kesejahteraan Psikologis pada mahasiswa aktif Universitas X di Bekasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei. Responden penelitian berjumlah 199 mahasiswa. Uji asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas dengan hasil p = 0,200 (p > 0,05) yang menunjukkan data terdistribusi normal, serta uji linearitas dengan p = 0,120 (p > 0,05) yang menandakan hubungan linear antara kedua variabel. Hasil kategorisasi menunjukkan mayoritas responden berada pada kategori sedang untuk variabel Kesejahteraan Psikologis (68,3%), yang berarti tingkat kesejahteraan psikologis mereka relatif stabil namun belum optimal. Pada variabel Quarter Life Crisis, 68,3% responden juga berada pada kategori sedang, sementara 31,7% pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami gejala Quarter Life Crisis berupa ketidakpastian arah hidup, tekanan pencapaian, dan kecemasan masa depan. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan nilai F = 560,841 dengan p = 0,000 (p < 0,01), sehingga hipotesis alternatif diterima. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,860 (p < 0,05) menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat antara Quarter Life Crisis dan Kesejahteraan Psikologis. Nilai R square sebesar 0,740 menunjukkan bahwa 74% variabilitas Kesejahteraan Psikologis dapat dijelaskan oleh Quarter Life Crisis. Temuan ini mendukung teori Post-Traumatic Growth (Tedeschi et al., 2014) yang menyatakan bahwa krisis dapat menjadi pemicu pertumbuhan pribadi positif melalui refleksi diri, peningkatan makna hidup, dan penguatan relasi interpersonal. Keterbatasan penelitian ini terletak pada lingkup responden yang hanya mencakup mahasiswa Universitas X di Bekasi serta jumlah sampel yang terbatas. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melibatkan lebih banyak responden dari berbagai latar belakang untuk meningkatkan generalisasi temuan.