Sengketa merek terjadi antara Starbucks Corporation (Perusahaan yang berkedudukan di Amerika Serikat) selaku pemilik merek terkenal (Well Known Mark) Starbucks coffee dengan PT. Sumatra Tobacco Trading Company selaku pemilik merek Starbucks rokok memiliki kesamaan pada merek sehingga timbul sengketa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum merek asing Starbucks terhadap peniruan merek menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016 tentang merek dan indikasi geografis dan mengetahui pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap pelanggaran hak merek asing. Rumusan masalah yang digunakan oleh penulis yaitu Bagaimana pengaturan hukum terhadap pemilik hak merek asing dalam Undang-Undang dan Bagaimana perlindungan hukum pelaku usaha terhadap pelanggaran atas hak merek asing. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat yuridis-normatif. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu hukum. Hasil dari penelitian ini yaitu merek yang digunakan oleh tergugat memiliki kesamaan pada pokoknya sesuai dengan Pasal 20 UU MIG terdapat kesamaan bentuk, letak, penulisan dan penyebutan. Selanjutnya Starbucks Coffee meskipun belum terdaftar di Indonesia, ia tetap memiliki perlindungan hukum sebab merupakan merek asingl di belahan dunia yang wajib mendapatkan perlindungan sebagaimana Pasal 6 ayat (3) bis Konvensi Paris dan TRIPS Agreement. Pertanggungjawaban bagi pelaku pemakaian merek Starbucks Rokok yang secara sadar dan mengetahui bahwa merek tersebut telah digunakan sejak lama sehingga menimbulkan kerugian baik kerugian materil maupun immateril, dan penghapusan merek.

S11776

FH 0085 2025

Bekasi

Tersedia