Penelitian ini menyajikan analisis komparatif antara penggunaan Tricone Bit dan Hybrid Bit dalam kegiatan pengeboran panas bumi pada Titik D dan Titik M di Garut, Jawa Barat. Dengan pendekatan statistik deskriptif, uji T, serta evaluasi keekonomian, studi ini menggali efektivitas teknis dan efisiensi biaya dari kedua jenis mata bor berdasarkan kondisi lapangan nyata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Hybrid Bit memiliki biaya awal yang lebih tinggi, alat ini mampu memberikan efisiensi operasional yang lebih baik. Waktu pengeboran yang lebih singkat, tingkat keausan yang rendah, serta frekuensi penggantian bit yang lebih sedikit menjadikan Hybrid Bit lebih unggul. Secara statistik, parameter seperti Rate of Penetration (ROP), Weight on Bit (WOB), dan RPM menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua jenis bit, dengan Hybrid Bit memimpin dalam sebagian besar metrik kinerja. Namun, Tricone Bit tetap relevan digunakan dalam kondisi pembatasan anggaran operasional, ditunjukkan melalui biaya per meter dan total pengeluaran bit yang lebih rendah. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa penggunaan Hybrid Bit lebih efektif dan secara ekonomi layak dipertimbangkan untuk kegiatan pengeboran panas bumi jangka panjang, terutama ketika waktu pengeboran dan biaya sewa rig menjadi prioritas utama. Temuan ini dapat dijadikan dasar dalam strategi pemilihan mata bor yang optimal sesuai kondisi geologi dan tujuan operasional.