Air hujan dapat digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan manusia yaitu digunakan untuk mandi, mencuci pakaian dan kendaraan, menyiram tanaman bahkan bisa dijadikan sebagai air minum apabila kualitas air tersebut bisa memenuhi standar baku mutu air minum. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menjawab permasalahan penerapan sistem pemanenan air hujan dengan fokus analisis potensi dan manfaat pemanenan air hujan sebagai alternatif sumber air industri. PT.XYZ memiliki luas bangunan sebesar 1.26 ha dengan luas bangunan tersebut memiliki potensi besar dalam menerapkan Pemanenan air hujan. Air hujan yang telah ditampung digunakan untuk keperluan non-potable atau air yang tidak layak diminum atau dikonsumsi secara langsung oleh manusia, air hujan dapat dimanfaatkan untuk flushing toilet dan siram taman. Intesitas hujan pada analisa perencanaan ini sebesar 4,43 mm/jam dengan periode ulang 2 tahun dan debit air hujan yang dapat dihasilkan sebesar 0,0147 m3 /s atau 14,7 liter/s. Sebanyak 110 m3 volume air hujan dapat ditampung dengan waktu detensi hujan selama 2 jam. Penerapan sistem pemanenan air hujan pada gedung PT.XYZ dapat memenuhi 61% pemakaian air non-potable khususnya untuk keperluan flusing toilet dan siram tanaman serta dapat menutup 3% dari penggunaan air total selama 1 bulan. Perencanaan jaringan perpipaan pemanenan air hujan dapat diterapkan dengan kondisi pipa eksisiting sebagai pipa penyalur air hujan menuju bak penampung. Air hujan yang tertampung pada atap akan dialirkan ke bak penampung dengan pipa vertikal/tegak dan pipa horizontal/datar berdiameter 169 mm atau 6,66 inch dan diameter pipa distribusi 22,75 mm atau 0,896 inch serta menggunakan pipa berbahan PVC. Penampungan dilakukan melalui bak berbentuk persegi panjang di bawah tanah dengan ukuran 10 m × 5,5 m × 2 m. bak penampung tersebut dilengkapi dengan bak kontrol untuk filtrasi awal serta bidang resapan untuk mengatasi kelebihan volume air.