Tujuan dari penelitian ini dilakukan dengan metode yuridis normatif dengan cara studi kepustakaan melalui pendekatan Undang-undang, Konseptual dan pendekatan Kasus dengan bahan hukum primer, meliputi: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta dalam hukum Islam meliput Al- Qur’an dan Hadis. Hasil dari penelitian ini adalah pengaturan dan pertanggungjawaban dalam perbuatan pencabulan sesama jenis yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, bahwa Indonesia telah mengatur mengenai adanya larangan hubungan seksual sesama jenis (Homoseksual) kemudian di dalam Putusan Pengadilan Negeri Tuban Nomor 157/Pid.Sus/2020/PN Tbn dan Putusan Mahkamah Syar’iyah Simpang Tiga Redelong Nomor 18/JN/2023/MS.Str apabila dilihat dari pelanggaran yang dilakukan oleh putusan bahwa pidana yang dilakukan oleh pelaku dimana korbannya adalah anak seharusnya dihukum dengan hukuman yang sangat berat tidak hanya dengan Pasal 292 KUHP yang hanya menghukum pelaku dengan hukuman 5 tahun penjara, hukuman tersebut harus dikaitkan dengan Pasal 76E Jo Pasal 82 ayat 1 Undang-UndangNomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak dengan hukuman maksimal 15 tahun maupun pada Pasal 50 Qonun Aceh Nomor 6 tahun 2014, sedangkan dalam hukum Islam hukuman pada pelaku perbuatan pencabulan sesama jenis (homoseksual) dijatuhi sanksi ta’zir, apabila pelaku melakukan perbuatan tersebut dengan anak maka sanksi yang dikenakan pemberatan atau sampai hukuman mati.

S11873

FH 0182 2025

Bekasi

Tersedia